09 Januari 2012

Penyakit tidur

Apa itu penyakit tidur?
Penyakit tidur dikenal dengan nama trypanosomiasis atau penyakit tidur Afrika. Penyakit ini disebabkan oleh parasit yang berukuran kecil yang menyebabkan infeksi serius di otak dan di meninges (selaput yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang). Penyakit ini berkembang secara lambat namun jika pengobatan terlambat dalam pengobatan dapat berakibat fatal. Penyakit berbahaya ini disebarkan oleh lalat tsetse.  Untungnya,hanya sebagian kecil dari lalat tsetse yang terinfeksi oleh parasit ini, sebagian besar hidup bebas.  Gigitan lalat tsetse pada kulit terasa sangat menyakitkan dan biasanya meninggalkan bekas warna merah atau ruam merah yang lebar. Lalat tsetse dan parasit ini hanya ditemukan di wilayah Afrika dan searah di sekitar garis khatulistiwa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO): "Pada tahun 2005, Penyakit ini mewabah di Angola, Republik Demokratik Kongo dan Sudan.  "Di Republik Afrika Tengah, Chad, Kongo, Cote d'lvoire, Guinea, Malawi, Uganda dan di Republik Tanzania, penyakit tidur merupakan masalah penting untuk kesehatan masyarakat

Apa yang menyebabkan penyakit tidur? 
 Penyakit tidur disebabkan oleh Trypanosoma brucei, sejenis protista yang termasuk kelompok Flagellata (protista mirip hewan dengan alat gerak flagel). Protista ini hidup di dalam darah dari inang.
Saat ini ada dua sub-species dari jenisTrypanosoma ini, yaitu Trypanosoma brucei Gambiensisi dan Tripanosoma brucei rhodiensisi.  Flagellata berkembang biak di dalam aliran darah, yang berlangsung secara bertahap dan mengeluarkan racun (toksik) yang dapat menghambat mekanisme kerja sel-sel syaraf.  T. brucei gambiense dalam tubuh manusia menyebabkan infeksi persisten yaitu suatu infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu lama dan menyebabkan penderita seperti dalam keadaan koma, penderita sulit untuk dibangunkan dari tidurnya. Oleh sebab itulah maka penyakit ini disebut penyakit tidur. Jika penyakit ini sudah menyerang sistem syarat pusat, maka pasien tidak dapat lagi dapat bangun dari tidur panjangnya,  dan akhirnya mengalami kematian.



Bagaimana persebaran penyakit tidur ini?
 Lalat tsetse merupakan inang sementara dari  parasit ini. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan lalat tsetse pada mamusia. Ciri khas gigitan dari lalat ini adalah sangat menyakitkan, hal ini dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi lalat tsetse. Namun demikian hanya sedikit lalat yang terinfeksi penyakit tidur ini.  Bersamaan dengan gigitan lalat tsetse,  parasit ini memasuki aliran darah manusia, kemudian masuk ke sistem getah bening, dan sistem syarat pusat.  Flagellata berkembangbiak  dalam darah manusia,  dan jika ada lalat tsetse yang tidak terinfeksi menggigit manusia yang telah terinfeksi, maka lapar tsetse ini dapat menginfeksi manusia kembali setelah  enam minggu semenjar lalat ini menginfeksi manusia. Dimanakah tempat mewabahnya penyakit tidur dan berapa orang yang telah terinfeksi.  Ada dua jenis trypanosoma di Afrika dan diperkirakan penyakit ini mengancam 70 juta orang-orang yang hidup di negara-negara berkembang di dunia.  Trypanosoma brucei gabiencis brucey menyebar dengan pesat di  Afrika bagian tengah dan barat Afrika.  T. brucei rhodiense menyebar di sebelah timur dan selatan Afrika, khususnya di daerah peternakan besar.   Sayangnya, parasit ini juga dapat menginfeksi sejumlah mamalia, sehingga ada 'reservoir' dalam populasi hewan yang sulit untuk memberantas.
Daerah-daerah epidemi penyakit tidur di atas, diperkirakan sebanyak 20% dari populasi penduduknya telah terinfeksi oleh penyakit ini.  Hal ini menyebabkan dampak yang serius dari segi sosial dan ekonomi yang mempengaruhi tenaga kerja dan sumber daya alam serta merupakan kendala utama untuk pengembangan daerah-daerah ini. Upaya yang cukup besar telah dilakukan untuk mengendalikan persebaran penyakit ini sejak tahun 1930, hingga saat ini penderita penyakit ini telah dapat ditekan jumlahnya menjadi semakin sedikit. Namun 30 tahun terakhir ini, karena menurunnya perekonomian negara, menyebabkan penyakit ini mewabah kembali pada daerah-daerah yang miskin dan terbelakang. Lalat tsetse dan flagellata menjadi sulit untuk di Berantas.

 Apa saja gejala penyakit tidur ini?
 A. Trypanosoma brucei gambiensis
Masa inkubasi bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa minggu atau bulan.  Infeksi terjadi melalui kulit yang digigit kalah tsetse dengan luas area sebesar2 sampai dengan 10 cm atau hanya pada lokasi tempat awal lapar menggigit. Pada saat yang sama, timbul bentol pada kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, nyeri otot dan sendi terkadang radang dan muncul ruam. Gejala infeksi pada otak baru muncul setelah beberapa bulan sampai dua tahun kemudian.  Gejala yang muncul akibat infeksi trypanosoma ini adalah kebingungan, ritme tidur yang terbalik (yaitu tidur di siang hari dan bangun di malam hari), demensia (pelupa) dan kejang-kejang.  semakin mengalami gangguan mental berat,  akhirnya kehilangan kontrol pada kandung kemih, dan akibat lainnya adalah kelumpuhan.  Mereka menjadi semakin lesu dan sulit untuk bangun, dan akhirnya koma.

B. Trypanosoma brucei rhodiensis
Parasit ini lebih agresif dan memiliki kemampuan berkembang biak lebih cepat dibandingkan Trypanosoma brucei gabiensis. Penyakit ini dapat mengakibatkan fatal setelah 9 sampai 12 bulan terinfeksi. Efeknya pada sistem syaraf berupa penurunan nafsu makan, dan gangguan mental. Penyakit ini jarang dalam bentuk kronis (dalam jangka waktu lama)' karena menyerang ginjal, dan otot-otot jantung yang dampaknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup penderita.

Apa yang dapat kita lakukan untuk mengobati penyakit ini? 
Tidak ada vaksin Atau bahan kimia yang dapat mencegah racun yang dikeluarkan oleh parasit ini, satu-satunya cara adalah menghindar dari gigitan dan mengendalikan tempat hidup lalat tsetse

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini? 
Untuk mendiagnosis penyakit ini biasanya dilakukan dengan cara menguji sample darah penderita, cairan getah bening atau cairan cerebrospinal.  Bagaimana cara mengobati penyakit tidur? Secara umum tidak ada obat-obatan yang secara pasti untuk mengobati penyakit tidur. Beberapa diarntaranya ada empat yang sering di gunakan oleh kalangan medis yaitu  pentamidin (Pentacarinat) , melarsoprol, eflornithine dan suramin.

17 komentar:

Blog mengatakan...

Sesuatu hal yang tak dapat di punkiri dari hal ini adalah sifatnya yang begitu berbahaya, penghambatan sistem kerja saraf adalah sesuatu yang fatal, dimana sistem syaraf tidak dapat bekerja dengan semestinya sehingga tubuh sudah seperti mati, benar hal yang dikatakan di atas karena penyakit ini belum ada obatnya maka sejauh dan seminimal mungkin kita menghindari dari si penyebab penyakit ini, hidup di lingkungan bersih adalah salah satu contohnya :)


Komentator : R.Abimanyu Suryo Nugroho, kelas Xa Vidatra

Adji Isni Ulfaidah, Vidatra-XA mengatakan...

Penyakit tidur disini bukanlah masalah penyakit tidur biasa,
karena penyakit ini dapat merusak sistem syaraf manusia dan
lebih parahnya lagi menyebabkan kematian. Sampai saat ini tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini, yang ada hanya obat yang bisa menyerang enzim parasit tersebut yang diharapkan bisa mempertahankan hidup seseorang (obat ini ditemukan oleh ilmuwan dari Inggris dan Kanada). Selagi masih belum terkena penyakit ini ada kalanya kita selalu menjaga kesehatan badan dan kebersihan lingkungan sekitar agar tidak menyesal dikemudian.

Gede Raditya Wisnu Wardhana mengatakan...

Kita ketahui bahwa penyakit tidur ini berasal dari lalat tse-tse, yang dimana kita ketahui bahwa lalat biasanya hidup di daerah yang kumuh dan kotor. Salah satu cara paling murah dan paling aman adalah menjaga kebersihan. Namun akan sangat sulit melaksanakan hal ini tanpa adanya turun tangan langsung dari pemerintah, karena penyakit ini justru mewabah di daerah yang miskin dan terbelakang. Sehingga sosialisasi dari pemerintah sangat dibutuhkan agar masyarakat mengerti akan pentingnya kebersihan. Selain itu, saya rasa WHO juga harus turun tangan dalam menangani masalah ini untuk membantu pemerintah Afrika.
Selama ini, pengobatan yang dilakukan dalam mengatasi penyakit tidur adalah menggunakan melarsoprol (sebagai pembunuh parasit), yaitu obat yang berbasiskan arsenik. Obat ini diberikan ke pasien secara intravena. Namun obat ini ternyata dapat menyakitkan dan beberapa pasien meninggal selama perawatan. Sehingga pengobatan ini bukanlah pengobatan yang paling aman. Namun seiring perkembangan teknologi medis, kini para peneliti di universitas Glasgow berhasil menemukan cara yang lebih aman, yaitu obat melarsoprol digabung dengan siklodekstrin, sehingga penggunaan obat dapat dilakukan secara oral dan lebih aman untuk digunakan.

Eninta Karyana mengatakan...

Penyakit tidur ini sudah termasuk dari 10 penyakit yang berbahaya di dunia dan berkembang pesat di Afrika. Karena salah satu cara penularan penyakit ini melalui transfusi darah. Maka ada baiknya pemerintah melakukan langkah prioritas dalam upaya pencegahan dengan melarang orang-orang yang pernah tinggal atau pernah mengunjungi daerah endemis di Afrika untuk menjadi donor darah. Dengan cara tersebut maka kemungkinan akan terinfeksi penyakit ini akan lebih kecil.

Eninta Karyana, XA

Desy Tri Susanti mengatakan...

menurut saya, penyakit tidur ini merupakan penyakit yang sama berbahayanya dengan HIV, terutama bagi anak-anak
karena belum ada obat yang pasti untuk menyembuhkan penyakit ini
meskipun penyakit ini belum ditemukan di Indonesia, tetapi bukan berarti kita bisa meremehkan penyakit ini
hal yang bisa kita lakukan sebagai pelajar yang telah mengetahui tentang penyakit tidur melalui posting di blog ini, adalah selalu menjaga kebersihan, karena kita tahu bahwa mayoritas lalat hidup di tempat yang kotor ( contoh : tempat sampah)
kita juga bisa memberitahu tentang penyakit ini kepada saudara atau teman-teman kita yang lain, agar tidak hanya kita yang tahu bagaimana penyakit ini berkembang dan menyebabkan kematian tetapi orang lain juga mengetahuinya agar bisa lebih waspada , selain itu jika kita menemukan gejala-gejala penyakit ini ada pada seseorang, sebaiknya kita menyarankan agar dia segera dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat

nama : Desy Tri Susanti
kelas : XA

Nuraeni Hutabarat mengatakan...

Penyakit tidur ini bukan penyakit yang bisa dikatakan penyakit ringan , karena seperti terlihat pada gejalanya yaitu kebingungan, ritme tidur yang terbalik (yaitu tidur di siang hari dan bangun di malam hari), demensia (pelupa) dan kejang-kejang. semakin mengalami gangguan mental berat, akhirnya kehilangan kontrol pada kandung kemih, kelumpuhan , koma bahkan meninggal , oleh karena itu penyakit tidur harus diberantas . Seperti tertulis bahwa pada penyakit tidur tidak ada vaksin atau bahan kimia yang dapat mencegah racun yang dikeluarkan oleh parasit ini pencegahhan merupakan alternative yang dapat dilakukan. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama seperi dalam hal penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara perlindungan diri terhadap gigitan lalat tsetse, menurunkan populasi parasit melalui survei masyarakat untuk menemukan mereka yang terinfeksi, serta pembersihan tempat-tempat kumuh yang menjadi habitat lalat tsetse .

Anonim mengatakan...

Penyakit tidur adalah penyakit fatal yang menyerang organ-organ penting yg ada dalam tubuh kita, bahkan lebih parah lagi dapat menyebabkan kematian pada sang penderita.
Meskipun gejala awal hanya demam, sakit kepala dan sakit di sendi bukan berati kita tidak mempedulikan nya karna apabila gejawa awal lambat untuk ditangani, maka penyakit ini akan susah untuk ditangani dan bisa berakibat fatal. Karna sampai saat ini belum ada obatnya, satu satunya cara untuk menghidari penyakit ini adalah dgn menjaga kebersihan lingkungan kita dan diperlukan kerja sama dari semua pihak untuk bisa menjaga lingkungan bersama. Karna lebih baik mencegah suatu hal daripada mengobatinya

- Dinda Puspita Sari XA

Muhammad Iqbal Shahputra mengatakan...

Penyakit tidur ini memang salah satu penyakit yang cukup mengerikan dan mematikan. Karena dapat merusak sistem saraf manusia dan dapat menidurkan manusia hingga waktu 48 jam. Bayangkan saja jika selama itu kita tidak makan dan minum, maka kita akan kekurangan gizi dan vitamin. Bahkan kita juga dapat terkena dehidrasi.
Dan seperti komentar di atas saya, cara termurah ialah menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kita. Selain itu, kita juga harus membasmi tempat-tempat berkembang biaknya lalat atau nyamuk.
Dan kita sebagai warga Indonesia patut bersyukur, karena tidak ada lalat tse-tse yang menyebabkan penyakit tidur ini. Tapi kita juga harus tetap waspada terhadap penyakit-penyakit lain dan selalu menjaga kebersihan badan serta lingkungan kita.


Salam, Muhammad Iqbal Shahputra

Hanny Banowati Arimbi mengatakan...

Patut kita syukuri bahwa penyakit tidur ini tidak ada di negara kita. Namun kita harus tetap waspada karena penyakit sifatnya menyebar. Penyakit ini menyerang sistem syaraf di mana gejalanya saja sudah membuat si penderita tersiksa, lalu lumpuh, dan akhirnya mati. Sama halnya seperti HIV, sejauh ini belum ditemukan obat ataupun vaksin terpercaya yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Upaya paling mudah dan aman adalah selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan (terutama parit/selokan) serta tidak menimbun sampah yang dapat menjadi sumber penyakit.

Hanny Banowati Arimbi - XA

Raymond G Tambunan (XA) mengatakan...

Penyakit tidur memang cukup berbahaya dan bisa saja mematikan memang ada beberapa gejala penyakit tersebut terlihat ringan seperti demam dan nyeri otot, tetapi apabila penderita tidak cepat tanggap yang akan terjadi adalah pengobatan terlambat dan akhirnya berujung kematian si penderita. Satu hal lagi yang perlu ditekankan adalah bahwa penyakit ini belum ada obatnya. Jadi satu-satunya cara untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi penyebaran penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan sebisa mungkin mengendalikan tempat hidup lalat tse-tse. Beruntung memang penyakit ini tidak sampai ke Indonesia, tapi kita juga harus waspada terhadap penyakit tidur tersebut.

Salam Super, Raymond Gusrinaldi Tmabunan (XA)

Anonim mengatakan...

Persoalan yang dialami negara Afrika patut kita perhatikan karna mempegaruhi kesehatan seseorang yang mengacu pada kematian. Daerah yang kotor menyebabkan lalat tsetse datang dan menjadikan manusia sebagai objek makanannya. Penyakit ini menyerang getah bening dan syaraf manusia, gejalanya ringan seperti demam tinggi namun, biasanya penyakit ini akan bekerja perlahan mirip dengan penyakit malaria. Hal ini terbukti dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan antara 50.000 dan 70.000orang di Sub-Sahara Afrika terserang penyakit tidur. Menurut David Molyneux, guru besar emeritus pada liverpool school of tropical medicine. Penyakit ini termasuk neglected tropical diseases (NTDs), penyakit tropis yang terabaikan. Penyakit NTDs ini sering diderita oleh orang miskin, padahal biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli obat sangatlah mahal. Sehingga virus lalat tsetse ini akan menyebar. Penyakit ini juga berhubungan dengan insomnia dimana tidur siang hari dan aktif malam hari. Salah satu contoh obat mahal tersebut adalah melarsoprol melicinkan jalan bagi pengembangan obat yang efektif dan digunakan secara oral dengan kadar racun rendah guna mengobati penyakit itu. Dan cara murah serta aman adalah menjaga kebersihan lingkungan serta diri sendiri.

EVLIN JAYANTI BAKARA/12

---- mengatakan...

Penyakit ini begitu sangat mengkhawtirkan bagi masyarakat Afrika, dan memiliki akibat yang begitu hebatnya. Kenyataannya penyakit ini bisa di minimalisir, menurut saya, untuk menghindarinya penyakit tidur ini agar tidak menular, maka seluruh masyarakat dan pemerintah harus berperan bersama untuk memberantas saran/tempat berkembang biaknya lalat tse - tse ini, langkah2 yang bisa di tempuh oleh pemerintah afrika bersama masyarakatnya adalah :
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat setempat un
2. Melakukan tindakan secara nyata bersama masyarakat
3. memberikan reward atas hasil kerja masyarakat

Andaikan 3 hal ini dapat menjadi siklus dan tidak pernah putus, maka walaupun terjadi punurunan ekonomi di Afrika, itu tidak akan berpengaruh terhadap pemberantasan penyakit ini.

Ganang Albryansah - XA

Amani Asri, VIDATRA XA mengatakan...

Penyakit tidur merupakan salah satu penyakit yang sungguh membahayakan, selain karena obatnya yang belum ditemukan, penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian secara perlahan-lahan. Gejala awal diantara nya seperti demam, sakit kepala, sakit di sendi, pembengkakan kelenjar limfa, anemia, dan penyakit ginjal. Selang beberapa hari penderita mengalami perubahan siklus siklus tidur; ngantuk di siang hari dan tidak dapat tidur di malam hari. Jika gejala awal ini tidak mendapat perawatan sesegera mungkin dapat mengakibatkan kerusakan sistem syaraf, koma, dan akibat paling fatal adalah kematian. Jadi, penanganan penyakit ini harus sungguh intensif. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan kesadaran masyarakat agar menciptakan lingkungan yang bersih. Sehingga mencegah lalat tsetse untuk menularkan penyakit ini. Penyakit ini memang belum terdapat di Indonesia karena pembawa penyakit ini (lalat tsetse) tidak ada di Indonesia, namun tetap harus di waspadai dengan cara menjaga lingkungan agar tetap bersih.
sekian dan terimakasih ! wassalam :)

Delicious Blog mengatakan...

Penyakiit yang disebabkan oleh protista dan termasuk dalam kelompok flagellata ini merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Karena jika penderita penyakit ini tidak dirawat , maka penderita tersebut dapat mengalami kelumpuhan syaraf yang berakhir dengan kematian. Apalagi selain melalui gigitan lalat tsetse, penyakit ini dapat ditularkan dari ibu ke anak atau melalui tranfusi darah. Hal tersebut menyebabkan semakin banyak korban yang menderita karena penyakit ini dan semakin memperluas penyebaran penyakit tidur ini. Walaupun di negara kita tidak terdapat penyakit tidur ini, namun sudah sepatutnya kita menjaga lingkungan sekitar agar bersih dan tidak menjadi sarang berbagai penyakit.

Nikmatus Sholeha XA

Arin Wulandari mengatakan...

menurut saya, penyakit ini sama mengerikannya dengan penyakit HIV, hanya saja penyakit tidur ini disebabkan oleh Protista. dan, HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan penyakit tidur menyerang syaraf pusat shg menyebabkan infeksi pada otak. kedua penyakit ini sama sama mengerikan, sama sama berkembang secara lambat, dan sama sama tidak ada obatnya.
Penyakit trypanosomiasis adalah penyakit tidur yang disebabkan oleh gigitan lalat tsetse, yang membuat penderita Sangat Menderita. Kelumpuhan yang terus menerus yang membuat penderita menjadi koma dan akhirnya mati, membuat penderita tidak sempat melihat atau menikmati dunia luar. Penyakit ini bisa dikatakan membunuh perlahan lahan saat penderita tidak sadarkan diri. Tidak bisa dibayangkan penderitaan orang yang mengalami hal tersebut.
Sama seperti komentar sebelumnya, karena penyakit ini disebabkan oleh lalat dan pastinya tempat di mana ditemukannya lalat adalah di tempat yang kotor, maka upaya kita dalam menghindari penyakit trypanosomiasis ini adalah kita patut menjaga kebersihan. walaupun lalat tsetse ini tidak ada di Indonesia, tapi kita tetap harus Siaga dalam mencegah penyakit ini. karena tidak ada yang menjamin bahwa penyakit ini tidak akan tersebar di wilayah Indonesia.
saya juga berpendapat bahwa, sebaiknya pemerintah indonesia lebih peka terhadap kebersihan dan kenyamanan di negara ini. karena masih banyak masalah kebersihan terutama di kota-kota besar yang blm sepenuhnya tertanggulangi. dan sebagai warga negara, kita patut bekerja sama dalam menjaga kebersihan lingkungan. Agar tidak ada yang memancing penyebab penyakit trypanosomiasis (lalat tsetse) ini untuk menyebar di negara kita.

sekian.
-Arin Wulandari XA

Anonim mengatakan...

Seperti yang kita ketahui, penyakit ini memang begitu berbahaya karena menyerang melalui darah manusia, kemudian masuk ke sistem getah bening, dan sistem syarat pusat. ironisnya lagi, penyakit ini menyerang orang-orang di kalangan menengah ke bawah, yang kebanyakan dari mereka hidup di daerah yg kotor.Untuk mencegah menyebarnya penyakit ini seharusnya pemerintah dan juga masyarakat mengambil tindakan pembersihan lingkungannya untuk memutus tali rantai perkembangbiakan lalat tsetse ini. Sampai saat ini memang belum ada obatnya, namun penyakit ini dapat dicegah dengan cara menjaga lingkungan sekitar tetap bersih. Yang harus dimulai dari kesadaran masyarakat akan pentingnya menjalankan pola hidup bersih.



Della maidy r.r(XA)

Anonim mengatakan...

Berapa Hari rasa gatal bekas gigitan lalat tse tse tersebut tersebut hilang?
Apakah lalat tse tse terdapat di indonesia?