20 Januari 2012

Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-20 Tahun 2012

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan AJB Bumiputera 1912 akan menyelenggarakan Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-20 Tahun 2012. LKIG adalah ajang lomba kreativitas bagi guru dalam upaya pengembangan proses pembelajaran guna mempermudah pemahaman ilmu pengetahuan bagi para peserta didik.
TINGKAT DAN BIDANG LOMBA
• Guru SD/sederajat: umum (salah satu pelajaran)
• Guru SMP/sederajat dan SMA/sederajat: 2 Bidang yaitu Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) dan Bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Teknologi (MIPATEK)
RANGKAIAN KEGIATAN
24 September 2012 : Registrasi Peserta
25 September 2012 : Presentasi Finalis
26 September 2012 : Audiensi dan Malam Penganugerahan Pemenang
27 September 2012 : Kepulangan Peserta

HADIAH
Piala dan Piagam Penghargaan dari LIPI dan Uang Tunai dari AJB Bumiputera 1912
Hadiah I : Rp 12.000.000,-
Hadiah II : Rp 10.000.000,-
Hadiah III : Rp 8.000.000,-
PERSYARATAN
1.Peserta adalah guru yang mengajar pada lembaga pendidikan formal.
2.Belum pernah menjadi pemenang LKIG dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
3.Sistematika Penulisan : Abstrak, Pendahuluan, Metodologi, Isi/Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar Pustaka.
4.Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, diketik HVS A4, berjarak 1½ spasi dengan jenis huruf Arial ukuran 11.
5.Karya ilmiah harus asli (bukan jiplakan/plagiat) dan belum sedang diikutsertakan dalam lomba sejenis tingkat nasional.
6.Jumlah halaman karya ilmiah maksimal 25 halaman (termasuk sketsa/gambar/foto).
7.Melampirkan rekomendasi Kepala Sekolah dan Daftar Riwayat Hidup (nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, alamat rumah dan sekolah/instansi, telepon/HP, serta email).
8.Karya ilmiah sebanyak 4 eksemplar (1 asli, 3 fotokopi) dan softcopy (CD) diterima panitia paling lambat tanggal 25 Agustus 2012.
9.Pada pojok kiri atas sampul ditulis tingkat dan bidang lomba yang diikuti. Warna sampul karya ilmiah: SD (merah), SMP Bidang IPSK (kuning), SMP Bidang MIPATEK (biru), SMA Bidang IPSK (hijau), SMA Bidang MIPATEK (oranye).
10.Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.

Informasi lebih lanjut:
Panitia LK1G ke-20 Tahun 2012
Biro Kerja Sama dan Pemasyarakatan IPTEK LIPI
Sasana Widya Sarwono Lt.V
Jl. Jend Gatot Subroto 10
Jakarta Selatan 12710
Telepon : 021-52920839/021-5225711 Psw.273,274, dan 276
Fax. 021-52920839/021-5251834

09 Januari 2012

Penyakit tidur

Apa itu penyakit tidur?
Penyakit tidur dikenal dengan nama trypanosomiasis atau penyakit tidur Afrika. Penyakit ini disebabkan oleh parasit yang berukuran kecil yang menyebabkan infeksi serius di otak dan di meninges (selaput yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang). Penyakit ini berkembang secara lambat namun jika pengobatan terlambat dalam pengobatan dapat berakibat fatal. Penyakit berbahaya ini disebarkan oleh lalat tsetse.  Untungnya,hanya sebagian kecil dari lalat tsetse yang terinfeksi oleh parasit ini, sebagian besar hidup bebas.  Gigitan lalat tsetse pada kulit terasa sangat menyakitkan dan biasanya meninggalkan bekas warna merah atau ruam merah yang lebar. Lalat tsetse dan parasit ini hanya ditemukan di wilayah Afrika dan searah di sekitar garis khatulistiwa. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO): "Pada tahun 2005, Penyakit ini mewabah di Angola, Republik Demokratik Kongo dan Sudan.  "Di Republik Afrika Tengah, Chad, Kongo, Cote d'lvoire, Guinea, Malawi, Uganda dan di Republik Tanzania, penyakit tidur merupakan masalah penting untuk kesehatan masyarakat

Apa yang menyebabkan penyakit tidur? 
 Penyakit tidur disebabkan oleh Trypanosoma brucei, sejenis protista yang termasuk kelompok Flagellata (protista mirip hewan dengan alat gerak flagel). Protista ini hidup di dalam darah dari inang.
Saat ini ada dua sub-species dari jenisTrypanosoma ini, yaitu Trypanosoma brucei Gambiensisi dan Tripanosoma brucei rhodiensisi.  Flagellata berkembang biak di dalam aliran darah, yang berlangsung secara bertahap dan mengeluarkan racun (toksik) yang dapat menghambat mekanisme kerja sel-sel syaraf.  T. brucei gambiense dalam tubuh manusia menyebabkan infeksi persisten yaitu suatu infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu lama dan menyebabkan penderita seperti dalam keadaan koma, penderita sulit untuk dibangunkan dari tidurnya. Oleh sebab itulah maka penyakit ini disebut penyakit tidur. Jika penyakit ini sudah menyerang sistem syarat pusat, maka pasien tidak dapat lagi dapat bangun dari tidur panjangnya,  dan akhirnya mengalami kematian.



Bagaimana persebaran penyakit tidur ini?
 Lalat tsetse merupakan inang sementara dari  parasit ini. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan lalat tsetse pada mamusia. Ciri khas gigitan dari lalat ini adalah sangat menyakitkan, hal ini dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi lalat tsetse. Namun demikian hanya sedikit lalat yang terinfeksi penyakit tidur ini.  Bersamaan dengan gigitan lalat tsetse,  parasit ini memasuki aliran darah manusia, kemudian masuk ke sistem getah bening, dan sistem syarat pusat.  Flagellata berkembangbiak  dalam darah manusia,  dan jika ada lalat tsetse yang tidak terinfeksi menggigit manusia yang telah terinfeksi, maka lapar tsetse ini dapat menginfeksi manusia kembali setelah  enam minggu semenjar lalat ini menginfeksi manusia. Dimanakah tempat mewabahnya penyakit tidur dan berapa orang yang telah terinfeksi.  Ada dua jenis trypanosoma di Afrika dan diperkirakan penyakit ini mengancam 70 juta orang-orang yang hidup di negara-negara berkembang di dunia.  Trypanosoma brucei gabiencis brucey menyebar dengan pesat di  Afrika bagian tengah dan barat Afrika.  T. brucei rhodiense menyebar di sebelah timur dan selatan Afrika, khususnya di daerah peternakan besar.   Sayangnya, parasit ini juga dapat menginfeksi sejumlah mamalia, sehingga ada 'reservoir' dalam populasi hewan yang sulit untuk memberantas.
Daerah-daerah epidemi penyakit tidur di atas, diperkirakan sebanyak 20% dari populasi penduduknya telah terinfeksi oleh penyakit ini.  Hal ini menyebabkan dampak yang serius dari segi sosial dan ekonomi yang mempengaruhi tenaga kerja dan sumber daya alam serta merupakan kendala utama untuk pengembangan daerah-daerah ini. Upaya yang cukup besar telah dilakukan untuk mengendalikan persebaran penyakit ini sejak tahun 1930, hingga saat ini penderita penyakit ini telah dapat ditekan jumlahnya menjadi semakin sedikit. Namun 30 tahun terakhir ini, karena menurunnya perekonomian negara, menyebabkan penyakit ini mewabah kembali pada daerah-daerah yang miskin dan terbelakang. Lalat tsetse dan flagellata menjadi sulit untuk di Berantas.

 Apa saja gejala penyakit tidur ini?
 A. Trypanosoma brucei gambiensis
Masa inkubasi bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa minggu atau bulan.  Infeksi terjadi melalui kulit yang digigit kalah tsetse dengan luas area sebesar2 sampai dengan 10 cm atau hanya pada lokasi tempat awal lapar menggigit. Pada saat yang sama, timbul bentol pada kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, nyeri otot dan sendi terkadang radang dan muncul ruam. Gejala infeksi pada otak baru muncul setelah beberapa bulan sampai dua tahun kemudian.  Gejala yang muncul akibat infeksi trypanosoma ini adalah kebingungan, ritme tidur yang terbalik (yaitu tidur di siang hari dan bangun di malam hari), demensia (pelupa) dan kejang-kejang.  semakin mengalami gangguan mental berat,  akhirnya kehilangan kontrol pada kandung kemih, dan akibat lainnya adalah kelumpuhan.  Mereka menjadi semakin lesu dan sulit untuk bangun, dan akhirnya koma.

B. Trypanosoma brucei rhodiensis
Parasit ini lebih agresif dan memiliki kemampuan berkembang biak lebih cepat dibandingkan Trypanosoma brucei gabiensis. Penyakit ini dapat mengakibatkan fatal setelah 9 sampai 12 bulan terinfeksi. Efeknya pada sistem syaraf berupa penurunan nafsu makan, dan gangguan mental. Penyakit ini jarang dalam bentuk kronis (dalam jangka waktu lama)' karena menyerang ginjal, dan otot-otot jantung yang dampaknya sangat fatal bagi kelangsungan hidup penderita.

Apa yang dapat kita lakukan untuk mengobati penyakit ini? 
Tidak ada vaksin Atau bahan kimia yang dapat mencegah racun yang dikeluarkan oleh parasit ini, satu-satunya cara adalah menghindar dari gigitan dan mengendalikan tempat hidup lalat tsetse

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini? 
Untuk mendiagnosis penyakit ini biasanya dilakukan dengan cara menguji sample darah penderita, cairan getah bening atau cairan cerebrospinal.  Bagaimana cara mengobati penyakit tidur? Secara umum tidak ada obat-obatan yang secara pasti untuk mengobati penyakit tidur. Beberapa diarntaranya ada empat yang sering di gunakan oleh kalangan medis yaitu  pentamidin (Pentacarinat) , melarsoprol, eflornithine dan suramin.